Yue Lao Sen
Yue Lao Sen (baca : Yek Lao Sen), atau dikenal juga dengan sebutan Yue Xia Lao Ren adalah seorang dewa yang bertugas mengatur jodoh manusia di bumi ini. Yue Lao mempunyai rupa sebagai seorang laki-laki tua berwajah lembut dan berjenggot putih.
Beliau dalam tugasnya menentukan jodoh manusia sering turun ke dunia dan gemar mengikat simpul benang merah di antara kaki dua anak manusia (pria & wanita). Tentu saja benang merah itu tidak dapat dilihat oleh mata manusia awam seperti kita.
Alkisah pada masa Dinasti Tang, ada seorang pemuda berusia 35 tahun yang bernama Wei Gu. Pada suatu hari ketika Wei Gu sedang berjalan di kota Song Cheng, dia melihat seorang laki-laki tua berambut dan berjenggot putih yang membawa tas hijau dan sejilid buku. Laki-laki tua tersebut sedang sibuk membaca sebuah buku di bawah penerangan cahaya bulan.
Didera oleh rasa penasaran, Wei Gu menghampiri dan bertanya, “Apa yang sedang Anda lakukan, Pak Tua?
Laki-laki tua itu menjawab, “Saya sedang memeriksa daftar pernikahan manusia. Di tas saya ada benang merah untuk mengikat kaki pasangan yang saling berjodoh.”
Wei Gu yang ingin tahu siapa jodohnya, bertanya lagi, “Kalau begitu, maukah Anda menunjukkan kepada saya siapa calon istri saya kelak?”
Kemudian Wei Gu dan laki-laki tua itu pergi bersama-sama ke sebuah pasar. Mereka melihat seorang wanita tua yang buta sedang menggendong seorang anak perempuan kecil berusia tiga tahun. Wanita tua ini adalah seorang penjual sayur yang miskin.
Laki-laki tua berkata kepada Wei Gu, “Anak perempuan kecil ini akan menjadi istrimu di masa depan.”
Mendengar hal ini si pemuda tertawa terbahak-bahak dan berkata, “Hai Pak Tua, Anda ini ngomong sembarangan dan ngawur, mana mungkin anak kecil itu merupakan jodohku? Bukankah ia hanya seorang anak kecil dan tidak memiliki hubungan apapun denganku!”
Laki-laki tua tadi yang sesungguhnya merupakan Yue Lao hanya tersenyum dan pergi meninggalkan Wei Gu sendirian.
Wei Gu berpikir bahwa hal tersebut sungguh sulit dipercaya. Dia menyuruh pelayannya untuk membunuh anak perempuan itu dengan pisau. Akan tetapi, pelayannya gagal membunuh anak kecil itu. Anak kecil itu hanya terpeleset dan jatuh. Kepalanya membentur tepi selokan hingga terluka. Pada saat itu, pelayan Wei Gu mengira anak itu sudah mati.
Bulan berganti bulan, tahun berganti tahun, empat belas tahun telah berlalu. Wei Gu telah berhasil menjadi seorang pejabat kota Xiang Zhou yang cukup terpandang. Pada suatu hari, dia mengumumkan bahwa dia akan mengadakan sebuah pesta pernikahan besar-besaran. Wang Tai, gubernur Xiang Zhou menjodohkan Wei Gu dengan putrinya dan mempersatukan mereka dalam sebuah ikatan pernikahan. Putrinya adalah seorang wanita yang sangat cantik.
Setelah pesta yang meriah itu usai, di dalam kamar pengantin sang mempelai pria perlahan-lahan membuka kerudung merah yang menutupi wajah rupawan sang mempelai wanita. Betapa heran dan terkejutnya Wei Gu setelah melihat ada tanda bekas luka di dahi sang istri. Tanda bekas luka ini sebelumnya belum pernah terlihat olehnya karena sang istri menutupi tanda bekas luka tersebut dengan rambutnya.
Dia bertanya kepada istrinya, “Dindaku sayang, bagaimana ceritanya sampai bisa ada bekas luka di dahimu? Siapa yang telah begitu kejam dan tega menyakitimu seperti ini? Coba utarakanlah padaku ! Aku akan membuat perhitungan dengan bajingan itu!”
Sang istri menjawab, “Kakanda sayang, belasan tahun yang lalu, ketika saya masih kanak-kanak, di pasar di kota Song ada seorang pemuda brengsek yang dengan sengaja ingin membunuhku. Aku terjatuh sehingga dahiku terluka dan meninggalkan bekas luka hingga kini!”
Karena penasaran, Wei Gu bertanya lagi, “Apakah Dinda sewaktu kecil bersama dengan seorang wanita penjual sayur di pasar?”
Sang istri mengakui, “Benar, Kakanda. Sesungguhnya saya adalah puteri Nyonya Chen, seorang pedagang sayur. Sepeninggal ibu saya, Gubernur Wang mengangkat saya sebagai anaknya.”
Seketika itu juga sang suami tersentak dan ingatannya kembali ke masa lalunya dan dia percaya bahwa kata-kata Yue Lao bukan sekedar isapan jempol belaka.
“Ah, ternyata apa dikatakan orang tua itu sungguh tepat. “Maafkan saya, Dinda. Ampuni saya! Sebenarnya saya lah yang menyuruh orang untuk membunuhmu sewaktu kamu masih kecil itu.”
Wei Gu kemudian menceritakan tentang pertemuannya dengan seorang laki- laki tua dan segala hal yang dia telah ketahui dan lakukan. Dia sama sekali tidak berbohong dan mengakui segala perbuatannya.
Sang istri menjadi terkejut mendengar hal ini. Namun, karena kebesaran hatinya, sang istri ternyata dapat memaafkan sang suami, mengingat hal tersebut terjadi belasan tahun yang lalu dan sekarang suaminya memiliki tabiat yang baik.
Magistrat kota mendengar perihal tersebut dan menamakan pondokan tempat Wei Gu menginap sebagai "Pondokan Perjodohan." Semenjak saat itu, orang tua tersebut dipuja sebagai Yue Xia Lao Ren (orang tua di bawah bulan).
Demikianlah sebuah cerita rakyat Tiongkok yang disampaikan dari generasi ke generasi hingga kini. Cerita ini tersebar dan orang-orang berdoa kepada Yue Xia Lao Ren untuk memohon jodoh dan pernikahan. Hari kebesaran Dewa Yue Xia Lao Ren diperingati pada tanggal 15 bulan 8 Imlek.
Semoga menambah wawasan pembaca sekalian.
***Dewa Yue Xia Lao Ren (月下老人)
oleh Chen Sisi pada 12 September 2011 jam 0:02
Dewa Yue Xia Lao Ren
Yue Xia Lao Ren secaraharafiah berarti "Orang Tua Di Bawah Rembulan." Beliau dipercaya sebagai dewayang mengatur pernikahan. Meskipun demikian, tiada seorangpun yang mengenal nama asli Beliau.
Alkisah pada zaman Dinasti Tang terdapat seseorang yang bernama Wei Gu. Suatu
malam, ia sedang menginap di sebuah pondokan di kota Song. Ketika sedang
sendirian berjumpalah ia dengan seorang tua berambut dan berjanggung putih yang
membawa tas hijau beserta sejilid buku. Didera oleh rasa penasaran, Wei Gu
menghampiri orang tua itu dan mengajukan pertanyaan. Orang tua itu menjawab
bahwa ia sedang memeriksa daftar pernikahan umat manusia di muka bumi.
Ternyata tas hijau orang tua itu berisikan tali-tali berwarna pernah. Wei Gu yang ingin tahu menanyakan apakah gunanya benda tersebut. Orang tua itu menjawab
bahwa tali-tali itu akan dipergunakan mengikat pasangan-pasangan yang saling berjodoh. Mendengarnya, Wei Gu menjadi ingin tahu siapakah jodohnya. Orang tua
itu menjawab, "Jodohmu adalah puteri seorang ibu tua bernama Chen yang berkeja
sebagai penjual sayur di utara pondokan ini."
Tak terasa empat belas tahun berlalu dan Wei Gu diangkat sebagai pejabat kota
Xiang. Gubernur setempat bermarga Wang memberikan puterinya agar dinikahi oleh
Wei Gu. Setelah acara pernikahan, Wei Gu teringat ramalan orang tua itu dan tertawa, "Apa yang dikatakannya omong kosong belaka."
Namun setelah pernikahan mereka, isterinya mengaku bahwa dirinya sesungguhnya
adalah puteri Nyonya Chen, si pedagang sayur, yang diangkat anak oleh Gubernur
Wang. Wei Gu tercengang dan tertawa lebar, "Ah ternyata apa dikatakannya sungguhtepat." Magistrat kota mendengar perihal tersebut dan menamakan pondokan tempat Wei Gu menginap sebagai "Pondokan Perjodohan." Semenjak saat itu, orang tua tersebut dipuja sebagai Yue Xia Lao Ren.
disarikan dari buku "100 Chinese Gods" karya Wu Luxing, ilustrator: Lu Yangguang.
"Semoga setiap orang mendapatkan jodoh yang baik." *
*** Dewa Perjodohan - Yue Xia Lao Ren :
Yue Xia Lao Ren seringkali disebut Yue Lao Gong / Gwat Loo Kong yg berarti " orang tua dari bulan ". tugas dewa ini adalah mengurus segala sesuatu yg berkenan dengan perjodohan. kelenteng pemujaan Yue Lao Gongyg paling terkenal di Taiwan adalah di Guan Yin Ding. kabarnya peria dan wanita yg berpacaran sering bersembahyang di altarnya. kalau asap hio yg di tancapkan di situ bersatu dan naik ber-sama2, maka kedua pasangan ini boleh menjadi suami istri, tetapi bila asap hio tersebut berpencar, hubungan mereka tidak boleh berlanjut, sebab akan berakhir dengan sia2. kalau pasangan itu menikah, mereka sebaiknya bersembahyang di depan altarnya dengan membawa kain merah agar Yue Lao Gong mengikat jodoh mereka. hari ulang tahun Yue Lao Gong diperingati pada tanggal 15 bulan 8 Imlek ( Pek Gwee Cap Go ). #
農曆八月十五日-月老神君聖壽
月老星君又稱月下老人、月下老公、亦簡稱「月老、月老公
後人又因唐朝李復言《續幽怪錄‧定婚店》記載:唐朝韋固
由於社會結構的改變,現今社會中無論男女,單身與晚婚的
*** 聖誕千秋日為農曆八月十五日~
唐朝時候,有一為名叫韋固的人,有一次,他到宋城去旅行
一天晚上,韋固在街上閒逛,看到月光之下有一各老人席地
韋固很好奇的過去問他說:“老伯伯,請問你在看什麼書呀
那老人回答說:“這是一本記載天下男女婚姻的書。”
韋固聽了以後更加好奇,就再問說:“那你袋子裏的紅繩子
老人微笑著對韋固說:“這些紅繩是用來係夫妻的腳的,不
韋固聽了,自然不會相信,以為老人是和他說著玩的,但是
到了米市,他們看見一個盲婦抱著一個三歲左右的小女孩迎
韋固聽了很生氣,以為老人故意開他玩笑,便叫家奴去把那
家奴跑上前去,刺了女孩一刀以後,就立刻跑了。當韋固在
光陰似箭,轉眼十四年過去了,這時韋固以找到滿意的對象
相州刺史聽了以後便說:“說來令人氣憤,十四年前在宋城
韋固聽了,愣了一下,十四年前的那段往事迅速的浮現在他
王泰看到女婿的臉色有意,且問得蹊蹺,便反問他說:“不
韋固證實了這各式時候,真是驚訝極了,一時間答不出話來
王泰聽了,也感到驚訝不已。
韋固這才明白月下老人的話,並非開玩笑,他們的姻緣真的
因此夫婦兩更加珍惜這段婚姻,過著恩愛的生活
不久這件事傳到宋城,當地的人為了紀念月下老人的出現,
由於這個故事的流傳,使得大家相信:男女結合是由月下老
月下老人是中國民間傳說中,專司男女感情的人物,白鬍髯
每天月老還要依據名冊的男女用手塑造黏土男女土偶,再用
最後,在土偶完全風乾後,月下老人就會陸續把它們送進「
凡未婚男女可趁農曆8月15日月老誕辰,向祂吐露心聲以
Tidak ada komentar:
Posting Komentar